Nurman Suseno Lapor Ke Presiden dan Kementerian Kesehatan RI: “RS Arsani Sungailiat Telah Gagal Menjaga Nyawa dan Martabat Pasien”

newsberi | 11 Juni 2025, 06:29 am | 1446 views

Sungailiat, Bangka Belitung – Wakil Ketua LSM Rakyat Indonesia Berdaya, Nurman Suseno, melontarkan kritik keras terhadap RS Arsani Sungailiat, menyusul kematian tragis seorang pasien bernama Linawani. Dalam laporan resmi yang dilayangkan ke Presiden RI dan  Kementerian Kesehatan RI, Nurman menilai rumah sakit tersebut telah gagal secara sistemik, profesional, dan etis dalam memberikan pelayanan medis yang layak.

“Ini bukan sekadar kelalaian, ini adalah bentuk pengabaian total terhadap hak hidup dan martabat pasien. Rumah sakit seharusnya menjadi tempat perlindungan terakhir, bukan tempat pasien datang hanya untuk meninggal dalam penderitaan,” tegas Nurman dalam keterangannya.

Dugaan Pelanggaran Berat: Dari Penolakan ICU hingga Pasien Diikat Saat Sakaratul Maut

Kronologi yang disampaikan suami Almarhumah di media sosial , menggambarkan potret suram pelayanan medis. Mulai dari penolakan masuk ICU karena alasan ‘penuh’ tanpa solusi lain, hingga pasien yang dalam kondisi sekarat diikat kedua tangannya seperti tahanan.

 “Pasien yang lemah, tak berdaya, dan mengalami sesak napas diikat oleh tenaga medis. Ini bukan hanya pelanggaran etika, tapi penghinaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan,” ujar Nurman geram.

Kritik juga diarahkan kepada para dokter dan perawat yang menurutnya bertindak arogan, tidak empatik, dan minim komunikasi, menyebabkan keluarga pasien frustrasi dan kehilangan kepercayaan.

“Seolah Keluarga Pasien Ini Pengemis, Bukan Warga Negara yang Punya Hak Dilayani”

Nurman juga mengungkapkan bahwa keluarga pasien diperlakukan tidak hormat, bahkan seperti ‘pengemis layanan’, oleh pihak rumah sakit. “Padahal mereka datang bukan untuk meminta-minta, tapi menuntut hak dasar sebagai warga negara: hak atas hidup dan pelayanan kesehatan yang bermartabat,” katanya.

Kondisi makin ironis ketika permintaan rujukan ke RSUD oleh suami pasien ditolak tanpa alasan tertulis, hingga pasien akhirnya meninggal di pelukan suaminya — dengan tangan masih terikat, tanpa ada tindakan darurat medis yang memadai.

Dalam laporannya, Nurman tidak hanya menuntut investigasi menyeluruh, tetapi juga sanksi etik dan administratif terhadap tenaga medis dan rumah sakit yang terlibat. Ia mendesak agar:

Dokter dan perawat yang lalai diberi sanksi pencabutan izin praktik jika terbukti bersalah.

Manajemen RS Arsani diberi sanksi pembekuan operasional sementara oleh Kemenkes.

Permintaan maaf terbuka kepada publik dan keluarga pasien segera disampaikan.

“Kalau Dibiarkan, Ini Bisa Jadi Preseden Berbahaya di Dunia Medis”

Menurut Nurman, kejadian ini harus menjadi alarm nasional atas masih buruknya sistem pelayanan kesehatan di berbagai daerah. “Jika kasus ini tidak ditindak tegas, maka rumah sakit bisa terus semena-mena. Kematian seperti ini bisa menimpa siapa saja—ibu kita, istri kita, anak kita,” katanya.

Nurman juga menyatakan kesiapannya untuk membawa kasus ini ke jalur hukum apabila tidak ada respons yang adil dari otoritas kesehatan. Ia menegaskan bahwa pihaknya memiliki dokumen, kesaksian, dan bukti pendukung yang siap diserahkan kepada pihak berwenang.

(Yudi Aprizal)

Berita Terkait